Semakin saya sering menulis blog, berarti.........semakin banyak pikiran di otak saya, alias stress. Dan perlu sekali menuangkan satu persatu. Nggak ding, kadang mau ngeblog juga males. Milih tidur, buka Instagram, main sama Kenobi, bikin menu-menu sehat (ini adalah kesibukan baru, kapan-kapan saya update), bersih-bersih apartment & mewarnai (the must happiest thing in my life) dan lain-lain dan lain-lain. Hahaha
Akhir-akhir ini, gelora semangat saya pudar. Kalau diandai-andai sebagai warna, udah jadi warna soft rasanya, nggak bold lagi warnanya. Penyebabnya? Kurang tantangan. Flat. Gitu-gitu aja. Dan lingkungan yang tidak seiring dan seirama. Saya, typical yang bosan dengan hal yang cuma stuck itu-itu melulu, menyukai tantangan dan inovasi. Kalo udah bosan, udah deh kelar. Mood berantakan, udah nggak bisa fokus, maunya gerak ngapa-ngapain, bikin ide ini itu ini itu, sampe kepala kayaknya mau meledak bunga-bunga. Otak rasanya terlalu hyperactive, tapi minusnya mulut saya susah menyampaikan. Larinya kemana? Nggak ada, adanya cuma susah fokus.
Kalo mau ngomongin cara balikin semangat yang pudar, pastinya teorinya gampang kimpiiiiilll, kenyataannya? ha ha ha wadefak, uangel tenan! Intinya sih, komitmen. Semua yang ada di dunia ini intinya komitmen. Ada beberapa orang yang akhir-akhir ini protes masalah ini kepada saya (re:seamangat yang pudar). Dan ya saya tidak akan memungkiri, tidak akan denial menolak tentang ini, karena memang saya benar adanya sedang kehilangan passion. Kenapa? Banyak faktornya. Bagi saya yg sesungguhnya introvert ini, agak susah untuk dapat chemistry dengan orang lain. Bukan picky ya, saya tidak pernah pilih-pilih temen kok, dari ras Cina sampe ras paling sempurna di dunia, dari atheis sampe religius semua ada. Tapi click feeling, apalagi diperlukan kerjasamanya, itu benar-benar nggak mudah. Seriusan. Saya tidak akan menyalahkan orang lain ya, kalopun mereka wataknya egois atau keras kepala. MAN LIKE I CARE?! Tapi, sayangnya hal tersebut menjadi salah satu faktor terbesar. Komunikasi dengan kepala-kepala lain. Setiap saya berkomitmen kepada alam semesta:
"Bahwa hari ini, saya akan membawa aura positif dari saya keluar kamar sampai kembali lagi ke kamar saya."
Pasti ada aja gesekan antara saya dengan orang lain. Meskipun ya, menurut saya, saya ini sudah baik sekali, kadang sampai merendahkan diri di mata orang lain (woy orang lain nggak peduli pak buk. percayalah!) Ya maksudnya, dalam artian mengalah. Bukan terus saya jadi rendah biar orang lain puas walopun salah.
Gesekan ini bukan harus masalah pasangan atau hati ya. Nggak boleh baper ya kalian! Gesekan ini timbul karna, bisa dari masalah sepele tapi dari dua kepala atau lebih yang berbeda menghadapinya dengan cara yang berbeda pula. Atau beda pendapat dari diskusi kecil, atau sekedar lalai hanya karna (maaf) saya memang tidak canggih dalam mengingat hal kecil dan bahkan hal besar sekalipun. Daya ingat saya termasuk level short term memory loss. Itu yang kadang tidak bisa dimaklumi satu sama lain. Saya juga tidak bisa egois, orang lain harus mengerti saya. Karna mungkin bagi mereka, saya tidak bisa banyak mengerti juga kemauan mereka. Bagi beberapa orang, pasti akan sangat emosi karna saya tidak menyelesaikan tugas saya karna saya benar-benar lupa. Lupa itu bukan hal yang disengaja ya, lupa itu memang kondisi di luar kontrol.
|
That face when hears bullshit things and mocks you! Bahhhahaha |
Oh okay, iya saya apatis sekali. Tidak peduli dunia luar. Tidak peduli orang lain. Yaelah apalagi peduli omongan orang. Positifnya nih ya, saya tidak percaya kok sama orang yang bilang 'eh kata si anu. eh kata si itu.'. Dan positifnya juga, omongan orang yang jelek-jelek itu cuma masuk telinga kanan keluar telinga kiri atau sebaliknya. Tapi, ke-apatis-an saya ini bukan faktor saya lupa ya. Lupanya saya adalah pure kekurangan saya pribadi.
TAPI!! ADA JUGA YANG NGGAK PERCAYA DAN BILANG SAYA MASIH MUDA! KENAPA GITU AJA LUPA? HAH!
*PENGEN GARUK TEMBOKLAH*
Ini yang kadang menghancurkan semangat saya. Yang tadinya saya punya ide, akhirnya pilih diam dan jadi pendengar. Itu benar-benar titik aman dan stuck sekali. Dimana saya hanya akan begitu-begitu saja. Semuanya mengerucut bukan? Passion saya hilang karena faktor-faktor yang berkesinambungan.
Hey, tapi saya juga tidak buta dan tuli. Perlu dicatat ya, di dunia ini tidak akan ada yang peduli jika kalian punya kekurangan atau kelebihan sekalipun. Mostly manusia hanya peduli dengan kalian selama kalian melakukan hal yang menurut orang lain anggap benar atau ya semestinya kalian lakukan. Sayang seribu sayang, saya ini benar-benar tidak bisa pakai topeng. Di dunia saya, cuma ada hitam dan putih, iya atau tidak, sudah atau belum, mau atau tidak, dan bisa atau mampu adalah mutlak. Kondisi ini sangat berbenturan dengan orang-orang yang berlomba-lomba jilat-menjilat dan cari muka. Kalo perlu sembah cium kaki, ya ada juga yang pasti melakukan. Saya? hahaha boro-boro! Saya pilih nggak punya temen kalo mesti menjilat, menyembah, cium kaki orang lain. Ini juga pengaruh sekali dengan semangat saya yang pudar tadi. Kenapa? Karna saya pribadi tidak bisa bekerjasama, menerima dan respect dengan orang-orang seperti itu tadi.
Lalu, gimana caranya berkomitmen mengubah suasana hati agar menjadi semangat lagi? Keluar dari zona nyaman dan think out of the box. Karna begitu kita terlena di zona nyaman, otak kita tidak bekerja maksimal. Otak hanya bekerja rutinitas, seperti hafalan saja. Semua tubuh ini juga perlu diajak kompromi dengan obrolan-obrolan kecil supaya mereka mau bekerja sama dengan otak yg hyperactive ini tanpa harus jadi penjilat. Patokan semangat pudar itu bisa dilihat dengan semakin lupa banyak hal, dan semakin susah mencari kosa kata dalam mengobrol sehari-hari.
Kamu? Susah ngobrol juga karena banyak ang-eng-ang-eng cari-cari kosa kata?
Wah, otak minta upgrade tuh pengetahuannya, jangan cuma bangun pagi pulang malam saja. Hehehe
☺
This one is my quote that I tattooed in my head:
LIFE MUST BE RICH AND FULL OF LOVING,
BECAUSE JUST BEING GOOD IS NOT ENOUGH