Monday, December 18, 2017

STAR WARS: THE LAST JEDI

STAR WARS: THE LAST JEDI
★★★★





Kalo membahas Star Wars, saya paling excited. Pertama kali nonton Star Wars, kalo nggak salah jaman TK (masih trilogi dasar). Kadang bingung antara Star Trek, yang sama-sama film sci-fi dan banyak makhluk-makhluk aneh luar angkasa. Baru setelah orang tua saya yang menjelaskan perbedaannya, baru saya paham. Walopun mereka bukan fans Star Wars, tapi mereka paham. HAHAHA and I'm so proud!
Setelah tau ternyata mereka beda galaksi, saya lebih jatuh cinta kepada Star Wars. Hingga sekarang.

Setelah kurang lebih 10 tahun vakum dari khalayak umum, tahun 2015 kemaren sempat tayang Star Wars: The Force Awakens. Kemudian ada Star Wars The Rogue One (yang ceritanya tidak bersambungan dengan trilogi dasar Star Wars sama sekali), kemudian akhir tahun ini muncul Star Wars: The Last Jedi. Jujur ya, tahun 2015 saya over expected dengan The Force Awakens. Yang ternyata cukup membosankan untuk saya. Entah udah terlanjur sayang dengan tokoh-tokoh lama atau memang saya nggak dapet feel nontonnya. Tapi, setengah film saya ketiduran. Dan harus nonton beberapa kali kemudian untuk benar-benar mencerna.

Nah, beda dengan The Last Jedi. Saya sangat-sangat-sangat-sangat menikmati film ini. Dari segi cerita, efeknya, kostumnya dan segala macam yang ada di dalamnya. Beberapa kali, saya bilang wow, wah, oh my, fuck, shit, OMAGAAD dan lain-lain saking heboh dan senang. Nggak jarang juga, kadang mata berkaca-kaca dan hampir lompat kegirangan saking serunya. Di akhir film, saya reflek bertepuk tangan saking bangga dan bahagia karna filmnya. Ternyata hampir kebanyakan fans Star Wars juga bertepuk tangan riuh sekali.

Awalnya saya tidak mau menaruh harapan terlalu tinggi dengan film ini, karna ya sebelumnya saya tidur itu. Eh nggak taunya, dari awal film saya dibuat melongo dan langsung membenarkan posisi duduk saya lebih tegap, tandanya serius dan fokus menikmati jalan cerita. Dan 2 jam lebih di dalam bioskop tidak terasa. Malah was-was "Jangan kelar dulu dong, please".

Cerita ini lanjutan dari The Force Awakens sebelumnya. Rey akhirnya bertemu dengan Master Luke. Man, Luke is Master, now!! Rey sengaja mendatangi Luke untuk minta diajarkan Force oleh Luke. Namun, Luke ternyata sudah menolak Force yang ada di dirinya. Namun, dengan gigih Rey tetap meminta Luke untuk mau mengajarkannya. Demi melawan Ben Solo yang sudah berubah menjadi Kylo Ren yang diliputi oleh Dark Side.

Ada perang Jedi antara Kylo Ren dan Master Luke yang mengingatkan kita kepada perang Jedi antara Obi Wan Kenobi dengan Anakin Skywalker atau bahkan Darth Vader. Namun, pada akhirnya Master Luke meninggal, bukan karna kalah dari Kylo Ren, namun lebih damai dan bahagia.

Kayaknya, bakal nonton lagi-lagi-lagi dan lagi seperti film Star Wars lawas sebelumnya sih ini. Karna asli bagus banget! Btw, ini sengaja nggak taruh foto-foto scene. Karna filmnya masih sangat baru, dan saya nggak mau spoiler sedikitpun. Respect to the crew :)

Monday, December 04, 2017

THE AGE OF ADALINE (BETTER LATE THAN NEVER REVIEW)


THE AGE OF ADALINE

★★




Beberapa waktu lalu, saya baru menyadari bahwa akhir-akhir ini memang blog saya lebih banyak berisikan review film. Selain memang saya hobi nonton, memang belum ada kesempatan untuk melakukan trip yang bisa direview. Jangan bosan-bosan untuk mampir membaca yah! :)


Kali ini, saya akan mereview film Age of Adaline. Film yang dibintangi oleh Black Lively ini liris tahun 2015. Namun baru kapan hari saya sempat menontonnya. Secara singkat saya suka dengan drama cinta fiksi ini, namun beberapa latar belakang ceritanya, menurut saya ada bagian minusnya. Seperti alasan Adaline bisa hidup kembali dari hipoksia yang dialami. Sesungguhnya sengatan listrik pada petir tentunya akan jauh lebih membunuh nyawa seseorang. Jikapun ada kasus yang sebaliknya, mungkin akan banyak ilmuwan-ilmuwan yang mengadakan eksperimen seperti hal tersebut.

Adaline Bowman adalah seorang wanita yang mendapatkan gift (entah disebut keuntungan atau kesialan), dimana dia hidup abadi dengan tidak bertambah usia. Hingga menyebabkan dia harus terus berpindah tempat untuk bertahan hidup dan mengalami kisah lintas zaman. Gift ini dia dapatkan saat dia mengalami kecelakaan, kemudian tiba-tiba kilatan petir menyambar mobil Adaline yang jatuh ke sungai dingin dan menewaskannya. Kejadian tersebut menyebabkan tiga dampak bagi Adaline. Pertama, kilatan malam itu mampu mengembalikan detak jantung Adaline kembali. Kedua, hipoksia yang dialami Adaline hilang dan mampu membuatnya bernafas kembali setelahnya. Ketiga, sel tubuh Adaline mengalami kekebalan dan mulai tidak menua saat itu juga.



Usia Adaline hampir mencapai satu abad hingga suatu hari dia bertemu dengan Ellis Jones, di sebuah perayaan tahun baru. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Adaline selalu menghindari hubungan yang berkomitmen dengan lawan jenisnya. Karena dia tidak akan pernah bisa tinggal jauh lebih lama melampaui usianya. Ellis yang berniatan serius dengan Adaline, bersikuat untuk mengajaknya hadir ke acara anniversary pernikahan orang tua Ellis.


Tidak disangka, ternyata Ayah dari Ellis adalah pria yang pernah dicintainya. William Jones. Keduanya terlihat terkejut dan canggung. Tentunya Adaline berusaha menutupi bahwa dirinyalah Adaline yang dimaksud William. Adaline menutupinya dengan mengakui bahwa wajahnya mirip dengan wajah ibunya, dan meyakinkan William bahwa dirinya bukan Adaline kekasih si William.

Black Lively memerankan Adaline dengan baik menurut saya. Dan Michiel Huisman, OH MY GOD!!!! Ganteng banget :( Juga Harrison Ford yang muncul dengan kharismanya yang tidak terbantahkan. Well saya suka sebenernya dengan film ini.

Tuesday, November 21, 2017

BERSEMBUNYI

Hening
Tanpa suara lantang yang berdering
Tanpa tatapan yang membuat merinding
Atau sekedar nyanyian yang terdengar nyaring.

Sendiri lagi
Seperti aku yang tenggelam dalam mimpi
Tidak karuan dan tidak diketahui
Bersembunyi.

Letih
Menahan kesal yang pedih
Hanya mampu bersuara lirih
Juga menggenggam seorang diri untuk rasa sedih.

Monday, November 20, 2017

LIFE Movie (2017)

LIFE

★★


Sejak saya tidak terikat dengan kerja kantoran. Dan disibukkan 'hanya' oleh pekerjaan freelance saja, waktu saya cukup fleksibel untuk: bersantai, have a cup of coffee, nonton film, ngeblog, berenang, basket, dan tentunya bangun siang. Selama pekerjaan saya beres, apapun bisa saya lakukan sesuka hati. Jadi, sekarang, mumpung lowong dan mood menulis lumayan bagus, saya akan mereview film bergenre sci-fi, berjudul LIFE.

Film ini meski mahal akan pemain-pemain yang dipilih juga dengan efek yang dibuat, sayangnya tidak sebanding dengan hasil yang ditampilkan di layar. Menurut saya pribadi, film ini gagal total. Apalagi dibandingkan dengan film-film sci-fi lain yang sejenis seperti; Gravity, Interstellar, The Martian dan lain-lainnya.

Inti ceritanya, NASA lagi-lagi melakukan penelitian ilmiah dengan mengirim teamnya yang terdiri dari Sho Murakami (Hiroyuki Sanada), Rory Adams (Ryan Reynolds), Miranda North (Rebecca Ferguson), David Jordan (Jake Gyllenhaal), dan Hugh Derry (Ariyon Bakare). Pada awalnya mereka sangat antusias dengan ditemukannya sel organisme asing di Mars, yang kemudian diberi nama Calvin. Dari benda tersebut ditemukan fakta bahwa dia dapat tumbuh dan berkembang. Namun malapetaka muncul, ketika Hugh sedang mencoba bersentuhan dengan benda tersebut. Calvin mampu bertumbuh dengan pesat. Dan melawan Hugh dengan cengkeraman yang tidak pernah diduga sebelumnya oleh seluruh team. Kejadian tersebut menyebabkan Hugh patah tulang hingga kesakitan. Rory yang melihat tidak tahan hanya diam saja, dan nekat masuk ke ruangan isolasi. Namun naas, justru Hugh bisa keluar dari ruang isolasi, namun Rory terjebak di dalam dengan posisi sudah diikat oleh si benda asing. Team tau resikonya. Rory kehilangan nyawa.

Team berusaha untuk menutup semua lubang yang terhubung ke Ruangan Isolasi. Namun dengan cerdiknya, Calvin mampu menyelinap di salah satu lubang tersebut dan ketegangan dimulai. Walopun sebenernya, nggak tegang-tegang amat. Diketahui kemudian pula, setelah Calvin sempat menyerang Hugh dan membunuh Rory, dia tumbuh makin membesar hanya dalam hitungan menit. Calvin terus menyerang awak kapal tanpa diketahui maksudnya apa. Hingga akhirnya tinggal Sho, Rory, dan Miranda saja yang bertahan. Karena Hugh yang sempat diserang Calvin, sekarat dan tewas.

Sho, Rory, dan Miranda berusaha bertahan sebisa mungkin. Sho sempat terpisah dari Rory dan Miranda dan bersembunyi di kapsul tidur. Ketika Sho mencari jalan keluar, malah terjebak di jalur yang diblok oleh Calvin. Sho mengorbankan dirinya supaya Rory dan Miranda dapat selamat.


Rory dan Miranda yang terakhir selamat, Rory memiliki rencana dengan meluncurkan pesawat kapsul masing-masing untuk dirinya dan Miranda. Rory mengarahkan kapsulnya ke galaksi supaya Calvin tidak dapat menyentuh bumi. Sedangkan Miranda telah disetting oleh Rory untuk meluncur ke bumi, agar dapat mengabarkan NASA pusat apa yang sudah terjadi. Namun, nasib untung jauh dari itu. Kapsul Rory malah meluncur ke arah sebaliknya, ke bumi. Sedangkan Miranda lost di galaksi tanpa titik tujuan sama sekali.

Friday, November 17, 2017

Happy Death Day (SUCKS!)

HAPPY DEATH DAY

★★


Bulan Oktober memang lekat dengan perayaan Halloween. Kebetulan sekali, Oktober tahun ini juga ada 13th Friday. Dimana, fans horror biasanya akan maraton nonton Halloween bersama komunitasnya. 13th Friday sering dianggap tanggal sakral bagi beberapa orang. Sebagian orang mempercayai bahwa di tanggal tersebut banyak arwah bergentayangan, mayat bangkit kembali, dan lain sebagainya.

Produksi Film pun biasanya juga akan meluncurkan film bergenre horror di Bulan Oktober untuk ikut meramaikan Halloween. Dan tahun ini, ada Happy Death Day yang menyambangi bioskop di Indonesia. Tentu saya langsung mencari jadwal setelah tau film tersebut sudah diputar di bioskop.


Jauh sebelumnya, saya sempat menonton trailernya yang memang dikemas sedemikian rupa untuk membuat penonton menunggu-nunggu film ini. Tapi sayang, meskipun menarik, dari trailernya saja hampir sebagian besar jalan cerita dari film Happy Death Day sudah terbongkar.

Yah, intinya tentang seorang remaja Amerika masa kini bernama Tree yang ulang tahun, namun di hari ulang tahunnya itu malah mengalami time loop. Dimana Tree mengulang hari ulang tahunnya tersebut hingga berkali-kali. Bangun dari asrama cowo-jalan balik ke asrama dia sendiri-malam pergi pesta-kemudian mati terbunuh. Begitu berulang kali. Bahkan di trailernya saja sudah diberi kisi-kisi ada manusia bertopeng yang dicurigai sebagai pelakunya. Dan benar saja ya, di filmnya memang kemudian diceritakan bahwa si manusia bertopeng ini memang pelakunya. Namun, kemudian diperjelas si pelakunya siapa dan alasannya apa.

Jadi, intinya ini film sama sekali tidak istimewa. Jauh dari ekspektasi. Mudah ditebak, dan sama sekali bukan typical horror yang digemari fanatik film horror. Jujur sih, kecewa, yaaaaaa. Bahkan dibanding film domestik kebanggaan kita yang kemaren sempet heboh 'Pengabdi Setan' saja, menurut saya lebih bagus Pengabdi Setan.

Thursday, October 12, 2017

Remake Pengabdi Setan

PENGABDI SETAN (2017)

[★★★]




HEEEEHHH! BUKAN ITU POSTERNYAAAA!
SALAAAAHHHHH!


Baru-baru ini, Indonesia sedang diguncang dengan kehebohan Remake Pengabdi Setan, karya Joko Anwar. Saya termasuk yang ikutan heboh dan nggak sabar untuk segera ngacir ke bioskop untuk menikmati alur film horror ini.

Dengan latar belakang cerita 1980an, Joko Anwar mengantarkan film ini lebih fokus kepada Ibu sebagai momok yang ditakuti. Hingga dimana-mana ada aja plesetan tentang si Ibu ini. Dengan beberapa karakter yang namanya sedikit digubah, Joko Anwar tetap bermaksud mengangkat remake beberapa karakter untuk muncul kembali di film Pengabdi Setan ini. Namun bagi penonton yang sudah pernah menonton yang versi lawas, pasti tau perbandingannya.

Seperti contoh, di film yang lawas, karakter putri pertama si Bapak adalah Rita. Sedangkan di film yang baru adalah Rini. Di film lawas, adek Rita adalah Tomi, sedangkan di film yang baru, Rini punya 3 adek sekaligus, yaitu Toni, Bondi, dan Ian. Ada juga perbedaan latar belakang keluarga di kedua film ini yaitu, di film yang lawas keluarga yang diceritakan adalah keluarga sukses dan kaya. Sedangkan di film yang baru ini, keluarga yang diceritakan terlilit hutang untuk bertahan hidup, terlebih sejak si Ibu ini mengidap penyakit keras.

***


Ibu, Bapak, Bondi, Nenek, Rini, Ian, dan Toni


Ibu sudah mengidap penyakit keras beberapa tahun ini, hingga sulit untuk bisa bangun dari tempat tidurnya. Dulu, beliau adalah penyanyi yang terkenal. Tidak jarang, karyanya sering diputar di radio, juga kepingan vinyl yang laku keras kala jayanya. Namun, sejak beliau sakit, Bapak harus membiayai pengobatan untuk Ibu, dan hal tersebut menyebabkan perekonomian keluarga ini morat-marit. Sampai-sampai, Rini anak pertamanya harus berhenti kuliah.

Sejak berhenti kuliah, Rini hanya tinggal di rumah untuk mengurus semua kebutuhan domestik rumah tangga. Termasuk mengurus ketiga adeknya; Toni yang sudah SMA, Bondi yang masih SD, dan Ian (tunawicara) yang belum sekolah. Selain itu, Neneknya yang juga tinggal bersama mereka, menjadi tanggung jawab Rini di rumah.

Setelah 4 tahun lamanya Ibu menanggung penyakitnya, ajal Ibu datang. Penyakit keras yang dideritanya sudah tidak mampu ditahan. Dan kejanggalan-kejanggalan mulai muncul setelah sang Ibu meninggal dunia. Ditambah keluarga ini memang tidak pernah melaksanakan ibadah sholat. Sampai-sampai saat pengajian untuk almarhumah sang Ibu, keluarga ini hanya diam saja dan tidak ikut mengaji.

Tidak lama setelah meninggalnya sang Ibu, nenek tiba-tiba meninggal karna jatuh ke sumur. Setelah kejadian itu, makin banyak sekali kejadian-kejadian yang janggal di rumah mereka. Bondi juga sempat terlihat seperti kerasukan dan ingin membunuh adeknya sendiri, Ian. Sedangkan Ian yang tunawicara kerap kali kesusahan untuk menyampaikan hal-hal janggal tersebut kepada Rini juga sang Bapak.

Tidak berhenti di situ. Putra dari seorang ustadz di daerah rumah mereka, Hendra, juga tiba-tiba meninggal dalam perjalanan pulang dari kota. Padahal keperluan dia ke kota juga untuk menolong Rini. Sayang seribu sayang, Hendra meninggal dengan tragis dalam perjalanannya.

Banyak plot-plot cerita yang cukup mengejutkan dan tidak sesuai dengan tebakan penonton. Menurut saya, Joko Anwar cukup berhasil membawa aroma horror Indonesia kembali bangun dari tidurnya. Mengingat beberapa tahun terakhir ini, Indonesia lebih banyak dihantui oleh film-film horror abal-abal yang malah membuat kita semua muak dengan tontonan seronoknya.

Dan, IMHO, film ini patut mendapatkan pujian dan cetak rekor jumlah penontonnya. Bagi kalian, yang belum menonton, boleh coba cek jadwal film di bioskop terdekat yah :) Selama film berbobot dan layak dibanggakan, tidak ada salahnya bukan kita ikut mendukungnya?

Monday, September 11, 2017

RINDU

Ketahuilah,


Rindu adalah waktu
Saat rasa itu pudar, waktulah yang berperan.
Hingga, kemudian rindu datang kembali
Sebagai tanda, bahwa waktu juga yang tak mampu menahan.

Sunday, August 27, 2017

Kisah Abu



Pernah denger tentang kisah tragis belum? Sering ya? Kisah tragis tentang percintaan? Banyak juga kan, dan yang paling terkenal ada kisah Romeo and Juliet. Tapi, bukan kok, ini bukan kisah tragis yang ujungnya kematian. Justru pemain utamanya masih hidup,namun dengan memeluk penyesalan sampai kelak.


Tidak bisa dilarang untuk menyesali hal yang tidak kita pilih dalam hidup, terutama untuk hal-hal yang dampaknya besar. Kenapa? Karena, kita tidak akan pernah tau selama tidak mencoba, dan kita belum tentu mendapatkan kesempatan untuk mencoba di kemudian hari. Kemudian, ketika di ujung titik sudah tidak ada waktu, hal apa lagi yang bisa diungkapkan selain penyesalan?


Masih ingat kisah DWP 2015 yang pernah saya tulis? Post ini kelanjutan dari kisah malam itu. Hasil dari segala pertanyaan, kepasrahan, hingga pinta dan doa yang pernah terucap dalam batin selama ini. Masih dengan nama yang sama, Riva.


Dengan latar belakang cerita yang pernah saya tulis saat itu, hasil akhirnya yaitu saya hanya mendapatkan sebuah undangan pernikahan dengan kekasihnya. Kalah? Saya bukan kalah, karena sebulan sebelumnya saya lebih dulu mengadakan akad nikah. Tapi saya merasa kalah, dengan tangan kosong tanpa perjuangan apa-apa selama ini dan hanya bisa menerima yang terjadi, terjadilah.


Riva. Yang jelas tidak bisa dipanggil mantan, apalagi sekedar teman. Layak mendapatkan sepetak area di hati. Dengan segala lika-liku saya sendiri yang mengidap penyakit gengsi, ketidakberanian seorang Aries untuk membuka jalan baru, dan semua air mata yang sempat diadu dalam rasa sesal yang paling menyesakkan di kurang lebih 30 menit percakapan via telfon. Gengsi yang justru menenggelamkan saya dalam ikatan pikiran yang pekat tanpa berani mengungkapkan. Seorang Aries yang seperti kebanyakan tidak mau repot dan melulu di zona nyaman. Air mata yang entah mengalir dari mana asalnya. Ada satu malam, yang rasanya tidak ingin saya biarkan pergi, dengan rasa sedih, penyesalan, dan rindu yang menyatu dengan terbukanya sebuah fakta kala itu.


Meski, saya tidak menjamin, 10 tahun dari sekarang, apakah saya masih merasakan kesedihan yang sama kentalnya seperti saat ini atau tidak. Namun, bab ini butuh spidol warna abu yang khas dengan sedikit gliter yang menandai bahwa kisah abu ini lebih terang dibanding warna pelangi. Hingga, suatu hari ketika saya mulai lupa, dan ingin bernostalgia, saya dapat membuka bab ini dengan menghirup aroma kenangan yang kental.


Di acara pernikahannya, saya datang dengan orang tua. Dengan kebaya organza warna abu dan batik juga selendang sutra warna biru. Sengaja, tiba-tiba sangat berfilsafat untuk acara tersebut. Warna abu untuk Kisah Abu ini, biru untuk ungkapan perasaan. People always saying “I’m feeling so blue” when they are sad. Tidak lama berada di sana, karena satupun saya tidak kenal tamu undangannya. Saya juga tidak kenal teman-teman Riva yang datang. Bahkan tau pun tidak. Ternyata benar ya, hati memilih kisah tanpa kita tidak pernah tau kapan, dimana dan dengan siapanya. Siapa yang menyangka jika hati ini menyisakan sepetak kisah istimewa yang tidak memiliki mutual friend sama sekali.


Tidak ada kalimat ucapan, juga doa-doa yang saya jabarkan secara tertulis di pesan singkat atau telfon atau bahkan di pelaminan. Karena saya tidak setangguh itu menyampaikan langsung hal yang justru bertolak belakang dengan suasana hati.


Namun, terima kasih atas mata yang berbicara semalam, pelukan yang tersirat banyak makna, degup jantung yang tak beraturan, tangan dingin yang tiba-tiba, senyum tertahan menahan rasa perasaan. Terima kasih sudah berbagi kebahagiaan. Aku turut berbahagia. Doa terbaik di dalam hati, untukmu aku sematkan untuk keluarga kecil yang kau bangun mulai kini.


Rasanya seperti takdir memainkan nasib seseorang. Seperti halnya yang dikeluhkan kebanyakan orang. Saya pun begitu. Teori-teori yang sekedar menenangkan, sesungguhnya hanya teori belaka. Tetap hati tidak bisa ditipu dengan kalimat berlogika. Bagi orang lain, mungkin ini hanya menjadi cerita sampah, recehan yang tidak perlu dielu-elukan. Namun bagi saya, dari Kisah Abu, saya belajar banyak hal dari seseorang yang tidak pernah saya miliki.


Sesal memang tidak berguna, tapi juga tidak bisa dilarang. Dari semua ini saya tau, bahwa gengsi tidak bisa dibawa untuk perkara hati dan nyali bisa kalah dengan hati. Gengsi saya terlalu besar, meski tidak sebesar nyali saya, namun keduanya dikalahkan oleh hati yang lebih besar lagi ukurannya.


***


Kisah Abu, mendorong saya menjadi orang paling sabar memendam perasaan. Mengajarkan saya untuk berbesar hati, memeluk wanita lain dengan rasa sayang dan kemudian menitipkan perasaan dalam diam. Menghajar saya sampai babak belur bahwa ilmu ikhlas dibuktikan bukan dengan sekedar ucapan, tapi kenyataan perbuatan. Menghantam saya untuk tetap menjalani fakta dengan menggengam bab yang unik ini. Mengejar saya untuk tetap tangguh berlari bukan untuk menghindari tapi berani menghadapi.


Kisah Abu, bukan sekedar kisah percintaan remaja yang dipersulit dengan hal posesif, mama papa suka atau tidak, bingung makan dimana, kencan pakai baju apa, mau ngepost foto yang mana, marathon film di bioskop, bercumbu di sofa rumah, bermesraan sepanjang kemacetan, surprise perayaan anniversary, tiup lilin ulang tahun, kecemburuan dengan hobi, bergandengan tangan hingga berkeringat, datang berdampingan ke sebuah kawinan, dan masih banyak lagi. Bukan, bukan satu pun itu. Kisah Abu, adalah kisah pelik yang dimiliki dan dipeluk erat kenangannya, meski sedikit tapi rumit. Dalam tapi tidak mencekam.

Kisah Abu, terima kasih saja tidak akan cukup. Namun yang saya miliki sekarang hanyalah itu. Hakku untuk mengungkapkan dengan lantang sudah dikoyak oleh kenyataan. Tapi, ada janji yang pasti saya tepati. Supaya Riva tau, janji bukan sekedar hutang, namun pembuktian harga diri. Harga diri yang dibangun dari hati.

Kisah Abu, kuucapkan terima kasih dengan pelukan tanpa dimensi. Kau tak hanya mengajarkan aku sebuah makna, namun sebuah kisah kenangan yang bermakna. Terima kasih, untuk hatimu yang terbuka meski sedikit, sempit dan terlambat.  Rasa sayang ini terbungkus rindu yang aman dari arus. Rasa sayang ini memeluk erat petaknya di hati, dengan takhta yang berbeda. Rasa sayang ini ada dan nyata. Rasa sayang ini, untuk kisah terfavorit hadiah dari Tuhan. Rasa sayang ini adalah Kisah Abu.


Kisah Abu, terima kasih.




Thursday, August 03, 2017

AGUSTUS

Apa yang pertama kali kita salahkan ketika jalan yang kita hadapi tidak sejalan dengan hati kita?
Siapa yang pertama kali kita tuduh menjadi biang perusak logika dari segalanya?
Mungkin, terasa tidak menyenangkan, terasa menyesakkan.
Bukan, bukan 'mungkin' tapi benar begitu adanya.
Ya, tidak menyenangkan, terasa menyesakkan.


Terkadang, kita kehilangan seseorang yang lebih berharga dari siapapun, dan harus benar-benar melepaskan.
Terkadang, kita harus kehilangan sekaligus melepaskan orang yang sekalipun tidak pernah kita miliki.
Terkadang, kita justru memiliki seseorang yang asing dengan perasaan kita sendiri.
Terkadang, kita justru melepaskan orang yang sesungguhnya baik untuk kita.
Terkadang, kita memutuskan dan memilih hal yang salah dan penyesalan muncul di kemudian hari.
Terkadang, kita seberuntung itu mendapatkan apa saja yang kita mau.


Selamat datang bulan lahir.
Bulan tersayang yang kini mulai kubenci.
Dimana kehilangan lebih terasa perih.
Kehilangan seorang dokter terbaikku yang kemudian tanpa jejak dia pergi.
Kehilangan seseorang yang bahkan tidak pernah aku miliki.
Kehilangan waktu usiaku untuk berpijak di bumi.

Monday, June 26, 2017

Selamat Lebaran (?)

Idul Fitri yang mestinya menjadi moment kembali ke fitri, untuk saling melebur benci menjadi maaf yang haru, terkadang dirusak oleh pertanyaan-pertanyaan atau sekedar celetukan yang malah menyakiti perasaan. Sedihnya, hal tersebut lebih sering datang dari lingkungan terdekat sendiri. Miris.

Bagi beberapa orang yang beruntung akan memamerkan betapa kompaknya mereka dengan menyombongkan TRAH mereka ke public lewat social media. Namun, tidak luput pula ada yang hanya sekedar being a fake person in the middle of their own family. 

Ada pula yang reuni, atau ketemu temen lama,hahahihi cerita sana sini, tapi di belakang bisa bilang ‘I hate that bitch!’ Why should be that rude to be a human?

Well, bukan dunia yang sesungguhnya kejam. Tapi manusianya, yang kadang suka kurang toleransi pake hati, tapi pake tungkak! Sorry to say, but it happened to us. Admit it.

Tidak peduli siapapun kalian, pasti merasa there’s somebody rude to you.

Kadang, kita terlalu focus dengan template kalimat ‘mohon maaf lahir batin, kita kembali ke fitri di hari kemenangan ini.’ Tanpa mengindahkan maksud kalimat tersebut. Setelah harinya lewat, ya sakit hati merebak lagi. Begitu seterusnya sampai ketemu hari Idul Fitri lagi. Malah kadang di hari yang dianggap hari suci tersebut, tetap saja akan ada yang bersikap kejam. (anyone with me?)

Bukannya menjadi pendengar yang baik atau pemberi nasihat yang tepat, kadang mereka hanya sekedar kepo, sejauh mana masalah yang kita hadapi. Kemudian di moment yang lebih kurang tepat, malah makin menjadi-jadi menyakiti perasaan dengan menanyakan dengan pertanyaan sarkas.

Setiap orang memang punya cara masing-masing untuk menyelesaikan permasalahan. Namun orang lain, well sebut saja penonton huru hara yang suka kepo tadi, hanya bisa mencaci ketika hidup kita berantakan, dan pura-pura bahagia ketika hidup kita mulai baik. Pantaskah kita mempertimbangkan makian untuk menghadapi apapun yang baik untuk kehidupan kita sendiri? Depends. But, it’s all about my opinion. Mungkin ada yang malu kalo hidupnya tidak sesuai puja-puji orang lain. Padahal, orang lain kasih apa ke kita? Nothing. Ada pula yang bisa saja cuek apapun omongan orang lain.

Jika memang ada orang-orang yang ada untuk kita dalam kondisi baik-buruk-naik-turun, bisa dari pihak kawan bahkan lawan ataupun pihak saudara sendiri, biasanya support yang diberikan ketika kita menghadapi masalah, tidak akan judgemental seperti orang lain kebanyakan. But, jangan salah, jangan berharap banyak, ada pula yang hanya bisa menghela nafas dan diam saja tapi seakan-akan mereka ikut mikir, ketika kita datang ke mereka, they’re just silent like shit.

FYI, silence is not a gold when someone needs you, but you help nothing.

Masih harus mudah percaya dengan orang lain? Rasanya pertanyaan tersebut menjadi PR kita masing-masing setelah membaca postingan ini. Apakah si A dapat dipercaya, apakah si B bisa dipegang omongannya, apakah si C mampu menjadi pendengar setia kita, dan seterusnya.

Hati-hati, orang terdekat belum tentu baik. Orang baik belum tentu dekat. Orang halus belum tentu baik. Orang pendiam bukan berarti emas. Orang keras bukan berarti tidak waras. Orang cuek bukan berarti tidak peduli. Agak sedikit egois, tapi kepada siapa lagi kita bisa percaya kecuali kepada diri sendiri untuk menghadapi dunia?



Please please please, people stop being rude. Somehow, the more I learn about people, the more I love animals. Jangan suka kejam ah. Life is riding a bicycle, kadang di atas kadang di bawah, kadang pula ‘njungkel’. Hehehehe

Selamat Idul Fitri. Semoga bertemu lagi dengan Bulan Ramadhan lagi, lagi dan lagi. Aamiin