Bagi beberapa orang yang
beruntung akan memamerkan betapa kompaknya mereka dengan menyombongkan TRAH
mereka ke public lewat social media. Namun, tidak luput pula ada yang hanya
sekedar being a fake person in the middle of their own family.
Ada pula yang reuni, atau
ketemu temen lama,hahahihi cerita sana sini, tapi di belakang bisa bilang ‘I
hate that bitch!’ Why should be that rude
to be a human?
Well, bukan dunia yang
sesungguhnya kejam. Tapi manusianya, yang kadang suka kurang toleransi pake
hati, tapi pake tungkak! Sorry to say, but it happened to us. Admit it.
Tidak peduli siapapun
kalian, pasti merasa there’s somebody rude to you.
Kadang, kita terlalu
focus dengan template kalimat ‘mohon maaf lahir batin, kita kembali ke fitri di
hari kemenangan ini.’ Tanpa mengindahkan maksud kalimat tersebut. Setelah
harinya lewat, ya sakit hati merebak lagi. Begitu seterusnya sampai ketemu hari
Idul Fitri lagi. Malah kadang di hari yang dianggap hari suci tersebut, tetap
saja akan ada yang bersikap kejam. (anyone
with me?)
Bukannya menjadi
pendengar yang baik atau pemberi nasihat yang tepat, kadang mereka hanya
sekedar kepo, sejauh mana masalah yang kita hadapi. Kemudian di moment yang
lebih kurang tepat, malah makin menjadi-jadi menyakiti perasaan dengan
menanyakan dengan pertanyaan sarkas.
Setiap orang memang punya
cara masing-masing untuk menyelesaikan permasalahan. Namun orang lain, well
sebut saja penonton huru hara yang suka kepo tadi, hanya bisa mencaci ketika
hidup kita berantakan, dan pura-pura bahagia ketika hidup kita mulai baik.
Pantaskah kita mempertimbangkan makian untuk menghadapi apapun yang baik untuk
kehidupan kita sendiri? Depends. But, it’s all about my opinion. Mungkin ada yang
malu kalo hidupnya tidak sesuai puja-puji orang lain. Padahal, orang lain kasih
apa ke kita? Nothing. Ada pula yang bisa saja cuek apapun omongan orang lain.
Jika memang ada
orang-orang yang ada untuk kita dalam kondisi baik-buruk-naik-turun, bisa dari
pihak kawan bahkan lawan ataupun pihak saudara sendiri, biasanya support yang diberikan
ketika kita menghadapi masalah, tidak akan judgemental seperti orang lain
kebanyakan. But, jangan salah, jangan berharap banyak, ada pula yang hanya bisa
menghela nafas dan diam saja tapi seakan-akan mereka ikut mikir, ketika kita
datang ke mereka, they’re just silent like shit.
FYI,
silence is not a gold when someone needs you, but you help nothing.
Masih harus mudah percaya
dengan orang lain? Rasanya pertanyaan tersebut menjadi PR kita masing-masing
setelah membaca postingan ini. Apakah si A dapat dipercaya, apakah si B bisa
dipegang omongannya, apakah si C mampu menjadi pendengar setia kita, dan
seterusnya.
Hati-hati, orang terdekat
belum tentu baik. Orang baik belum tentu dekat. Orang halus belum tentu baik.
Orang pendiam bukan berarti emas. Orang keras bukan berarti tidak waras. Orang
cuek bukan berarti tidak peduli. Agak sedikit egois, tapi kepada siapa lagi
kita bisa percaya kecuali kepada diri sendiri untuk menghadapi dunia?
Please please please,
people stop being rude. Somehow, the more I learn about people, the more I love
animals. Jangan suka kejam ah. Life is riding a bicycle, kadang di
atas kadang di bawah, kadang pula ‘njungkel’. Hehehehe
Selamat Idul Fitri.
Semoga bertemu lagi dengan Bulan Ramadhan lagi, lagi dan lagi. Aamiin
No comments:
Post a Comment