BEN-HUR
[★★★★☆]
Setelah kira-kira sejak Juli kemaren saya terakhir review film, sekarang mumpung masih hangat saya akan mencoba membuat review mengenai film Ben-Hur. Jarak antara bulan Juli sampai Ben-Hur ini bukan berarti saya tidak nonton film sama sekali, tapi karna saya akhir-akhir ini tidur/ketiduran di tengah-tengah film yang saya tonton :b capek pak buk!
Judah Ben-Hur. Adalah seorang bangsawan Yahudi yang terhormat yang tinggal di tanah Jerussalem. Tinggal dengan seorang ibunya, adek perempuannya dan seorang saudara angkat dari Roma bernama Messala Severus. Awalnya kehidupan mereka baik-baik saja, berdampingan meski Tuhan mereka berbeda. Saling menopang jika salah satunya terjatuh, saling mendukung jika si saudara benar. Sampai akhirnya setelah perayaan kembalinya kesehatan Judah setelah jatuh dari berkuda, perselisihan Judah dan Messala dimulai, dan Messala memutuskan kembali ke Roma untuk menjadi seorang prajurit.
Diketahui di film ini diceritakan bahwa Roma kala itu sedang memperluas daerah kekuasaannya di bawah kejayaan Julius Caesar dengan melawan, menjajah, membunuh para pembelot kekuasaan Roma, termasuk kaum Zelot (Zelot adalah kaum Yahudi yang dianggap memberontak karena menginginkan kebebasan tanah Israel). Dan karir seorang prajurit Roma bernama Messala Severus gemilang tanpa diduga sebelumnya. Messala diangkat menjadi seorang Kapten di tengah-tengah peperangannya. Messala si anak miskin itu menjadi Kapten yang diagung-agungkan oleh Negaranya.
Messala datang kembali ke Jerussalem menemui Judah dengan hati gembira di awal, membuat kesepakatan dengan Judah agar Judah dapat membujuk kaum Zelot untuk tidak memberontak saat kaum Roma datang. Namun, tak disangka, salah satu Kaum Zelot itu memberontak dengan mengarahkan anak panah ke salah satu petinggi Militer Roma saat berjalan-jalan di daerah kekuasaan Keluarga Ben-Hur.
Rodrigo Santoro as Jesus, is best view on movie! |
Judah yang malang, karna adanya si pembelot tadi, diceritakan ia mengalami tempaan hidup luar biasa setelah mendapatkan hukuman sebagai budak kayuh kapal hingga akhirnya bertemu dengan Sheikh Ilderim. Yang nanti pada akhirnya, dialah yang menyelamatkan Judah Ben-Hur dari semua hukuman dan tuduhan dari Kaum Roma.
***
Film ini sebenarnya adalah film yang dapat mengacak mindset kita terhadap kaum Yahudi. Yang saya tau sebelumnya, Yahudi adalah kaum yang memang diciptakan sebagai manusia paling cerdas di muka bumi. Namun keberadaannya selalu menimbulkan kontra. Selain Yahudi, agama lain pun juga diangkat di satu film ini secara tidak langsung, contohnya agama Nasrani, Romawi Kuno dan Muslim.
Di film ini diceritakan Yesus datang menghampiri Judah yang digiring oleh pasukan Roma menuju pelabuhan dengan kondisi dipasung dan dirantai. Dengan kebaikan hati seorang Yesus, Judah mendapatkan seteguk dua teguk air di tengah perjalanannya dari seorang Yesus. Selain itu, Messala Severus dari awal juga diceritakan adalah hamba Titan dari Romawi Kuno yang masih mempercayai adanya dewa dewi sebagai Tuhannya. Ada juga seorang Sheikh Ilderim dari Arab yang kemungkinan besar adalah seorang Muslim, yang membantu Judah dapat mengembalikan nama baiknya.
Kenapa saya bilang film ini dapat mengacak mindset kita? Karna di sini disisipkan adanya Yesus, bukankah Judah ini adalah Judas, murid Yesus yang berkhianat? Judah dan Judas ini memiliki arti nama yang sama. Tapi entah di film ini dimaksudkan bagaimana. Judah sang Yahudi ini diceritakan sangat baik dan tidaklah kejam. Membuat iba bagi hati para penontonnya.
Di luar itu, film remake 1959 ini patut mendapatkan perhatian bagi penikmat film. Pelajaran-pelajaran hidup di dalamnya dikemas baik dengan mengurangi scene yang sekiranya bisa mengadu domba umat manusia di dunia nyata. Pesan moral yang diucapkan oleh setiap karakternya juga dapat diterima dan melekat baik. Saya sebagai pecinta kuda juga sangat menikmati tampilan kuda-kuda gagah berlarian mengibarkan ekornya dan rambutnya yang diterpa angin. Sungguh kuda-kuda gagah berwarna hitam dan putih adalah seni Tuhan yang menyentuh film ini menjadi percikan dari cerita Judah Ben-Hur.
No comments:
Post a Comment