Monday, December 14, 2015

Djakarta Warehouse Project 2015

Entah mengapa, kali ini menggebu-gebu sekali untuk menulis. Dan tulisan kali ini untuk seorang yang sudah sangat lama aku kenal sejak tahun pertama kuliah, agak lupa pastinya kapan, mungkin saja di akhir tahun SMAku. Ya antara itu, akhir tahun SMA atau tahun pertama kuliah. Hitung kira-kira 8 tahun.

Sebut saja Riva. Aku bahkan lupa siapa yang mengenalkan kami saat itu, sebatas memoryku, kami dikenalkan via sms saja oleh seorang wanita, yang saat itu adalah pacar dari temanku. Memang saat itu belum ada aplikasi LINE, Whatsapp, bahkan BBM pun belum ada. Komunikasi kami sebatas sms saja dan Facebook. Aku masih tinggal di Solo, dan Riva tinggal di Jogja. Selisih satu jam via Prameks Express ataupun kendaraan pribadi tetap menggentarkan niat kami bertemu. Selalu saja ada hal-hal yang membatalkan pertemuan kami.

Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun. Belum sekalipun kami pernah bertemu. Komunikasi kami via sms tidak bisa dibilang intens. Mungkin, karena aku sendiri tidak begitu tertarik dengan orang yang belum pernah aku temui. Tapi, tidak jarang kami berencana untuk bertemu ketika Riva akan berkunjung ke Solo, ataupun sebaliknya. Entah kenapa, selalu saja ada halangan, waktu kami tidak pernah pas satu sama lain. Sampai pernah saat itu, akhirnya aku punya pacar, Riva berhenti menghubungi aku. Dan ketika aku putus dengan pacarku saat itu, aku mencarinya. Namun, seperti dunia tau kapan waktu yang tepat untuk kami, ternyata dia gantian punya pacar. Kami pernah berpikiran hal sama, "kita emang bener-bener nggak jodoh, atau memang belum tepat waktunya?".

Jangan salah, kalian pasti berpikiran bahwa komunikasi kami berhenti saja di situ. Aku masih ingat betul, mantanku pernah sangat cemburu dengan Riva, bukan karna hal-hal yang sensitif, namun karena mantanku ini tau betul bagaimana aku dan Riva kenal, berkomunikasi dan saling penasaran satu sama lain. Bahkan, meskipun kami belum pernah bertemu, kami masih saja update satu sama lain untuk account-account social media, seperti Twitter, LINE, Instagram, dan Path. Dan dari aplikasi-aplikasi itu, aku tau bahwa Riva masih bersama pacarnya yg dulu. Mungkin pernah beberapa kali putus, namun yang aku lihat sekarang pun Riva masih dengan pacarnya itu. It's okay.

Satu hal yang benar-benar menunjukkan bahwa, rahasia Tuhan itu sungguh-sungguh di luar dugaan. Untuk pertama kalinya aku dan Riva bertemu adalah tahun 2014. Bertemu tanpa janjian, tanpa diduga, di kota peraduan kami, dan hebatnya mampu mengetuk detak jantung hingga tak sepatah kata pun terucap. Waktu itu malam Minggu, aku dengan pacarku (kebanyakan mantan, bingung), kami sedang melihat-lihat sneakers di salah satu gerai toko sepatu di Pacific Place, Jakarta. Tidak ada yang menduga kan, bahwa aku akan menyebut Jakarta? Ya di situlah aku dan Riva bertemu pertama kalinya. Aku dengan pacarku saat itu, dan Riva dengan pacarnya.
"Helga?"
"Hey." Senyum. Kaget bukan main. "Riva?" kami bersalaman.
"Kamu sama siapa?"
Belum juga aku menjawab, dari belakang terdengar pacarku bertanya "Bagus yang mana?"
"Oh ini, kenalin pacarku. Kenalin ini Riva."
Begitu juga Riva mengenalkan aku dengan pacarnya. Hollyfuck. Aku masih ingat betul, tubuhku bergetar, aku mencari spot tempat duduk di area sneakers for women. Mengatur nafas dan mengatur detak jantungku yang tak beraturan. Entah apa itu yang aku rasakan saat itu. Setelah selesai membayar yang aku dan pacarku cari di toko itu, aku berpamitan ke Riva, waving hands dan dalam hati berkata 'see you, boy.'

Pertemuan itu bukan awalan aku dan Riva menjadi lebih intensif untuk berjumpa. Tidak. Komunikasi kami masih saja sama seperti dulu. Masih sama.


Hingga akhirnya weekend lalu, ketika salah satu rave party terbesar di Indonesia dihelat. Kami janjian bertemu di venue. Awalnya aku pesimis bisa bertemu, karena signal di sana pasti jelek. Di tengah ratusan orang, bagaimana bisa menemukan seseorang. Belum lagi aku yang tiba-tiba mager untuk berangkat ke venue. Antara males setir sendiri ato pake Uber saja. Setelah membulatkan tekad, aku berangkat dengan Uber dan berangkat ke Kemayoran kurang lebih jam 9pm. Aku janjian dengan teman-teman kantorku yang membawa tiket di Welcome Gate. Riva mulai menanyakan posisiku dimana tepat jam 10pm. Aku sedang antri masuk dengan rombongan. Signal mulai jelek, chat LINE mulai susah masuk. Kami mulai komunikasi dengan iMessage. Memberitau satu sama lain posisi masing-masing. Riva akan mencariku setelah aku dan teman-teman dapat tempat. Setelah aku dan teman-teman tukar token untuk beli makanan atau minuman, kali-kali aja haus/lapar. Kami mulai cari tempat, menyelip-nyelip di banyaknya orang yang berjogetan di tengah euphoria EDM. Dan kami memutuskan untuk berada di sebelah kiri panggung, agak ke belakang.


Riva menelfon. Menanyakan aku dimana. Melarangku untuk menutup telfon sembari dia mencari keberadaanku. Awalnya biasa saja, sungguh aku tidak terpikir apapun sebelumnya. Sampai akhirnya, aku melambaikan tangan, memanggil namanya. Dan aku melihat senyumnya. Untuk pertama kali setelah kurang lebih 8 tahun. Aku dan Riva bertemu untuk benar-benar janjian, tanpa halangan. Di tengah banyak orang, di rave party, di Ibukota, di EDM yang menghentak, di euphoria kebahagiaan akhir tahun 2015, Djakarta Warehouse Project 2015. DJ Snake, Kaskade dan Tiesto. 6 jam, aku dan Riva menikmati ambiance dengan tanpa satu kata pun. Terlalu banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin kami sampaikan satu sama lain. Tapi, setiap mata kami bertemu, senyuman yang menunjukkan "FINALLY!" bermunculan berulang kali. Aku rasa, kami tidak perlu banyak bicara memang. Riva menggengam tanganku erat sekali, dan aku tak sekalipun menolaknya. I accepted with pleasure, and regret, why. Why we didn't meet since years ago?

Apalagi yang akan aku dan Riva lalui setelah ini. Rindu. Ya, rindu itu hadir, menggelitik waktu tidurku. Aku pasrahkan kembali pada Tuhan. RencanaNya yang luar biasa di luar kendaliku dan Riva.

Tuhan tau yang terbaik kapan aku dan Riva bertemu, pastinya Tuhan juga tau bagaimana menjaga rindu kami masing-masing di jalanNya.

Last text I got just now:
2.39 pm "Miss you already"
And I replied:
2.51 pm " So do I. I miss you too, Riva"


*mehh! We didn't take any picture of both of us T_T*