Awalnya menjadi hal yang lucu, ketika aku lupa di mana meletakkan sesuatu.
Hingga akhirnya menjadi bencana, ketika sekedar mengingat namamu saja aku tidak mampu.
Yang awalnya hanya lelucon, lambat laun menjadi hal yang sangat sensitif. Bukan maksudku meninggalkanmu begitu saja. Tapi sungguh kadang aku lupa keberadaanmu. Dan begitu sakitnya aku ketika mengingat aku memilikimu.
Dari rintihan hujan yang mewakili tangisku, aku menyampaikan salam cintaku. Dan dari sinar mentari pagi yang hangat, aku menyampaikan pelukanku. Meski dari jarak ujung dunia ke titik pelosok sekalipun.
Nanti akan ada saatnya kamu berterima kasih padaku karna telah kuanjurkan untuk tinggalkan aku. Akan ada hawa yang mampu menemani kehidupanmu. Dan akan selalu ada aku di celah cerita hidupmu.
Aku yang melupakanmu, mencintaimu sepenuh hati.
Monday, January 14, 2013
Friday, January 11, 2013
Cinta Itu Lara
Sepenggal cerita, sejengkal masa
Memainkan alunannya, mengikuti melodinya
Melangkah, memanipulasi jejak
Semu tapi nyata, remuk tapi bahagia
Menahan ego, menyimpan benci
Memunculkan kisah di tengah permukaan
Selangkah dan berlanjut
Menepi, bukan berarti berhenti
Berlari tapi tidak pergi
Menautkan hati tapi tidak memiliki
Seperti inikah yang kita sebut cinta?
Indah hanya ketika melupakan sementara
Cinta
Cinta itu lara
Tidak terkendali, liar dan tajam
Namun tetaplah ada.
:)
Memainkan alunannya, mengikuti melodinya
Melangkah, memanipulasi jejak
Semu tapi nyata, remuk tapi bahagia
Menahan ego, menyimpan benci
Memunculkan kisah di tengah permukaan
Selangkah dan berlanjut
Menepi, bukan berarti berhenti
Berlari tapi tidak pergi
Menautkan hati tapi tidak memiliki
Seperti inikah yang kita sebut cinta?
Indah hanya ketika melupakan sementara
Cinta
Cinta itu lara
Tidak terkendali, liar dan tajam
Namun tetaplah ada.
:)
Subscribe to:
Posts (Atom)